PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan adalah bantuan orang yang diberikan kepada individu dalam keadaan sehat maupun sakit dalam kegiatannya untuk mencapai keadan sehat atau sembuh dari penyakit sehingga mempunyai kekuatan, keinginan dan pengetahuan. ( Virginia Hendarson )
Ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan sintesis dari ilmu dasar - dasar dan ilmu keperawatan. Terdiri dari ilmu keperawatan maternitas dan ilmu keperawatan klinik. Wawasan ilmu keperawatan mencakup ilmu yang mempelajari bentuk dari sebab terpenuhnya kebutuhan dasar manusia serta upaya mencapai pemenuhan kebutuhan tersebut. Bidang garapan utama dan fenomena yang menjadi objek penelaahan keperawatan merupakan penyimpanan dari terpenuhnya kebutuhan dasar manusia terdiri dari kebutuhan biologis, psikologis sosial dan spiritual.
(Abraham Maslow, 2003 : 20)
Keperawatan maternitas yaitu sebagai bentuk pelayanan masyarakat yang memfokuskan pada kesejahteraan, termasuk masalah kesehatan umum yang berdampak pada klien maternitas dan bayi baru lahir. sebagaimana rencana asuhan mengidentifikasi pertimbangan umum bagi klien maternitas resiko tinggi yang mengalami masalah kesehatan umum.
1 |
Kanker ovarium terjadi pada wanita post menopause berusia 55-60 tahun dan usia 40-an, sedangkan pada kista ovarium sering ditemukan pada usia antara 20-50 tahun dan jarang sekali pada masa pubertas.
(R. Sjamsuhidajat, 2004: 729)
Di Indonesia kanker alat kandungan (ginekologi) merupakan salah satu penyebab, kematian utama diantara penyakit kandungan. Kanker ovarium menduduki urutan ketiga sesudah kanker serviks dan kanker payudara. Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 1978 - 1982, terdapat 10.5 % dari 3.874 kanker kandungan Sedangkan dari Data Statistik RSUP Dr. kariadi Semarang pada tahun 2007-2008, terdapat 12% dari 4.500 kanker kandungan.(Dr. FaisalYatim, 2005:28)
Kanker ovarium biasanya terjadi pada umur diatas 50 tahun (60% penderita), sedangkan pada perempuan usia reproduktif terjadi pada 30% kasus kanker ovarium, dan pada usia lebih muda terjadi pada 10 % penderita. Kanker ovarium termasuk keganasan nomor 2 terbesar dari keganasan alat kandungan. Kejadian kanker indung telur tinggi di negara industri diperkirakan karena mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak, Risiko makin tinggi adalah perempuan tersebut melahirkan anak dalam usia 55 tahun ke atas (terlambat baru melahirkan) dan terlambat datangnya menopause. (Dr. Faisal Yatim, 2005: 28-29)
Kanker ovarium sulit untuk di deteksi,karena penderita kanker ovarium tidak mengalami gejala apapun sebelum di diagnosis di dibuat. namun gejala yang di temukan biasanya antara lain: nyeri perut, pembesaran perut, nulipara, infertilitas, menstruasi dini dan tidak pernah melahirkan.
Karena kanker ovarium sulit di deteksi,maka penulis tertarik untuk membuat Asuhan keperawatan yang profesional melalui Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Klien Ny. S dengan Kanker Ovarium di Ruang B3 Ginekologi RSUP Dr. Kariadi Semarang”
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Perawat dapat memberikan Asuhan Keperawatan Klien Ny. S dengan Kanker Ovarium di Ruang B3 Ginekologi RSUP Dr. Kariadi Semarang
2. Tujuan Khusus
a) Mampu melakukan pengkajian dan melakukan perencanaan keperawatan pada klien Ca. ovarium
b) Mampu mengidentifikasi masalah yang muncul selama memberikan asuhan keperawatan pada klien Ca. Ovarium
c) Mampu melakukan tindakan keperawatan pada klien Ca. Ovarium
d) Mampu mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan atau ditentukan serta mengetahui faktor-faktor menghambat dan mendukung pada saat asuhan keperawatan dilakukan
C. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan berisi tentang sistem penulisan Karya Tulis Ilmiah, yaitu sebagai berikut :
Halaman Judul
Lembar Persetujuan Pembimbing
Lembar Pengesahan Penguji
Persembahan dan Motto
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sistematika Penulisan
BAB II Konsep Dasar
A. Definisi
B. Etiologi
C. Insiden dan Prognosis
D. Klasifikasi
E. Manifestasi Klinis
F. Patofisiologi
G. Pathway
H. Pemeriksaan Penunjang
I. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
J. Fokus Pengkajian
K. Fokus Intervensi
BAB III Resume Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
2. Riwayat Keperawatan
3. ADL
4. Pemeriksaan Fisik
5. Pemeriksaan Penunjang
6. Therapi
7. diit
B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
D. Rencana Keperawatan, Implementasi dan Evaluasi
BAB IV Pembahasan
BAB V Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 - 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru - paru. (Wiknjosastro, 1995)
Kanker ovarium adalah penyakit yang membuat frustasi bagi pasien dan pemberi perawatan kesehatan yang tidak ada gejala dan telah mencapai tahap lanjut ketika didiagnosa. (Brunner & Suddarth, 2001: 1569)
Kanker ovarium sangat sulit didiagnosa dan kemungkinan kanker ovarium ini merupakan awal dari banyak kanker primer. (Wingo, 1995)
Jadi yang dimaksud kanker ovarium adalah suatu tumor ganas yang berada di ovarium yang tidak ada gejalanya dan telah mencapai tahap lanjut ketika didiagnosa. Dan biasanya sering ditemukan pada wanita berusia 50 - 70 tahun.
B. ETIOLOGI
6 |
1. Faktor Genetik
Tempat riwayat kanker ganas pada anggota keluarga.
2. Paritas
Lebih banyak terjadi pada perempuan tidak menikah dan tidak mempunyai anak.
3. Status Sosio-ekonomi
Lebih sering terjadi pada perempuan dari keluarga golongan menengah atau mampu.
4. Pengaruh Bahan Kimia
Sering terjadi pada perempuan yang selalu memakai bedak pada daerah selangkangan. Tetapi belum jelas apakah bedak atau partikel asbes yang menjadi penyebab.
5. Tanda Keganasan lain
Penderita tampak pucat (anemia) dan badan kurus (cachexia).
6. Faktor Resiko
a) Diet tinggi lemak.
b) Merokok.
c) Alkohol.
d) Penggunaan bedak talk perineal.
e) Riwayat kanker payudara, kolon atau endometrium.
f) Riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium.
g) Nulipara.
h) Infertilitas.
i) Mestruasi dini.
j) Tidak pernah melahirkan.
(Dr. Faisal yatim, 2005: 30-31)
C. INSIDENSI DAN PROGNOSIS
1. Insidensi
Sekitar 80% keganasan ovarium selnya berasal dari epitel coelom. Kebanyakan bentuk keganasan adalah kistadenosarkoma dimana 75% terdiri atas sel epitel kanker ovarium. Pada tahun 1983, jumlah penderita kanker baru di Amerika adalah 18.200 orang, di Inggris 4500 orang. Jepang termasuk negara industri maju yang rendah kejadian kanker ovarium. Kanker ovarium biasanya terjadi pada umur diatas 50 tahun (60% penderita). Sedangkan pada perempuan usia reproduktif terjadi pada 30% kasus kanker ovarium, dan pada usia lebih muda terjadi pada 10% penderita. (Dr. FaisalYatim, 2005:28-30)
2. Prognosis
Tergantung pada gambaran histologik dan stadium klinik tumor. Angka harapan hidup penderita kanker ovarium dalam jangka waktu 5 tahun, adalah sebagai berikut :
a) Stadium I penderita mempunyai harapan hidup 90% dalam jangka waktu 5 tahun.
b) Stadium II penderita mempunyai harapan hidup 80% dalam jangka waktu 5 tahun.
c) Stadium III penderita mempunyai harapan hidup 15% dalam jan waktu 5 tahun.
d) Stadium N penderita mempunyai harapan hidup 5% dalam jangka waktu 5 tahun. (NIS, 2008)
D. KLASIFIKASI
Tabel klasifikasi stadium klinik pada kanker ovarium.
STADIUM | BATASAN |
I | Pertumbuhan tumor terbatas dalam ovarium. |
IA | Tumor terbatas hanya di satu ovarium |
| i. Simpai utuh. |
| ii. Simpai sudah diinfiltrasi tumor atau simpai pecah. |
IB | Pertumbuhan tumor pada satu ovarium dan tidak ada |
| ascites (busung). |
IC | Seperti IA atau IB, dengan ascites atau pemeriksaan |
| sitologi cairan peritoneum, positif sel kanker. |
II | Tumor tumbuh pada satu atau kedua ovarium dengan |
| perluasan ke organ rongga panggul lain. |
IIA | Penyebaran tumor ke saluran. |
IIB | Penyebaran tumor ke organ panggul lain, termasuk ke |
| rongga peritoneum. |
IIC | Seperti IIA atau IIB, disertai ascites dan pemeriksaan |
| cairan peritoneum, positif sel kanker. |
III | Tumor terbatas didalam rongga panggul dengan |
| penyebaran ke rongga perut, diluar panggul dan / kelenjar |
| getah bening dibelakang rongga perut positif mengandung |
| sel kanker. |
IV | Terjadi penyebaran luas atau ke tempat organ yang jauh dari rongga panggul |
(Dr. Faisal Yatim, 2005:33)
E. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala umum bervariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal berupa:
1. Haid tidak teratur.
2. Ketegangan menstrual yang terus meningkat.
3. Menoragia.
4. Nyeri tekan pada payudara.
5. Menopause dini.
6. Rasa tidak nyaman pada abdomen.
7. Dispepsia.
8. Tekanan pada pelvis.
9. Sering berkemih. (Brunner & Suddarth, 2001: 1569)
F. PATOFISIOLOGI
Kanker ovarium dapat timbul dari Faktor predisposisi yaitu : faktor genetik, paritas, infeksi ovarium. dari Faktor resiko : diet tinggi lemak, merokok, alkohol. Selain itu kanker ovarium juga bisa terjadi akibat kadar LH yang berlebihan yang menimbulkan hiperstimulasi ovarium menyebabkan hiperplasia endometrium sebagai karsinoma dapat terjadi. Kanker ovarium menyebabkan pembesaran massa kanker, bisa mengakibatkan nyeri, dan penekanan intra abdomen yang berlebihan, dilakukan penatalaksanaan yaitu Pembedahan dan Non pembedahan.
Pembedahan yaitu: operasi (oovovektomi). Akibat luka operasi menyebabkan nyeri dan resiko terjadinya infeksi. Sedangkan Non Pembedahan yaitu : (1) kemoterapi : efek samping dari kemoterapi antara lain mual, muntah dan rambut rontok. Yang mual muntah bisa terjadi karena keterbatasan nutrisi yang menyebabkan penurunan metabolisme terjadi hipolisis, menimbulkan asam laktat meningkat. Hal ini juga bisa mneimbulkan keletihan sehingga bisa terjadi gangguan mobilitas fisik. Yang rambut rontok bisa menyebabkan perubahan penampilan (gangguan body image) dan kurang pengetahuan tentang kemoterapi. (2) radiasi (penyinaran). Efek samping dari radiasi yaitu ada radiasi enteritis dan radiasi sintisis. (3) imunoterapi terdiri dari imunoterapi spesifik dan imuno terapi non spesifik. (Brunner & Suddarth, 2001)
G. PATHWAY
Ca. Ovarium |
Pembesaran Massa Kanker |
Penekanan Intra Abdomen Meningkat |
Penatalaksanaan |
Hyperplasia Endometrium |
Factor Predisposisi - Faktor Genetik - Paritas - Infeksi Ovarium |
Hiperstimulasi Ovarium |
Kadar LH meningkat |
Pembedahan (oovorektomi) |
Non Pembedahan |
Imunoterapi |
Kemoterapi |
Radiasi |
Luka Operasi |
Mual Muntah |
Rambut Rontok |
Diskontinuitas Jaringan |
Keterbatasan Nutrisi |
Perubahan Penampilan |
Sistisis |
Enteritis |
Spesifik |
Non Spesifik |
Keinginan Selalu Berkemih |
Diare |
Resiko Terjadi Infeksi |
Nyeri |
Penurunan Metabolisme |
Hipolisis |
Anoreksia |
Asam Laktat Meningkat |
Penurunan Nafsu Makan |
Keletihan |
Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh |
Gangguan Mobilitas Fisik |
Gangguan Body Image |
Kurang Informasi |
Disuria |
Kram Abdomen |
Kurang Pengetahuan |
Nyeri |
Nyeri |
Factor Resiko - Diet Tinggi Lemak - Merokok - Alcohol |
(Brunner & Suddarth, 2001)
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Metode yang dilakukan untuk mendiagnosa penyakit ini adalah :
1. Laporoskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak dan untuk menentukan sifat tumor tersebut.
2. Ultrasonografi (USG)
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal dari uterus atau ovarium atau kandung kemih, apakah tumor kistik atau solid dan dapat dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3. Fotorontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrothoraks.
(Brunner & Suddart, 2001)
I. PENATALAKSANAAN
1. Medis
a. Pengobatan dengan operasi
Pada umumnya dilakukan
1) Histerektomi total (mengangkat rahim dengan organ sekitarnya).
2) Salpingo oovorektomi (mengangkat kedua ovarium dan kedua saluran tuba falopi).
3) Omentektomi (mengangkat lipatan selaput pembungkus perut yang memanjang dari lambung ke alat - alat dalam perut).
Khusus untuk stadium IA, apabila perempuan yang bersangkutan masih mengharapkan fungsi reproduksi, maka operasi pengangkatan ovarium bila dilakukan hanya disebelah yang kena kanker (oovorektomi unilateral).
b. Pengobatan dengan kemoterapi
Sebagai pengobatan ajuvant, bisa secara tunggal atau kombinasi. Pada stadium II, diberikan kemoterapi kombinasi, sedangkan pada stadium III dan IV, diberikan kemoterapi secara rutin.
c. Pengobatan dengan radioterapi (penyinaran)
Dianjurkan untuk pengobatan kanker ovarium jenis disgerminoma serta stroma goonad yang tidak memerlukan lagi fungsi reproduksi.
d. Pengobatan dengan imunoterapi
Pada dasarnya adalah kemampuan imunologi tubuh untuk menghancurkan sel kanker.
Pengobatan ini terdiri atas :
1) Imunoterapi spesifik, dilakukan dengan menyuntikkan sel kanker yang telah dilemahkan
2) Imunoterapi non-spesifik, dengan memberikan vaksinasi sejenis kuman Corynebacteria-parvum dan vaksinasi BCG.
Selain itu, prinsip imunologik juga digunakan untuk pengarahan terapi penyinaran dengan radioisotop hingga dapat dicapai sasaran spesifik. (Dr. Faisal Yatim, 2005:37-38)
2. Keperawatan
Setelah data lain dikaji dan dievaluasi, tindakan keperawatan Klien, yang dilakukan yaitu:
(1) Perawat harus mengubah posisi pasien dengan sering untuk memastikan pendistribusian menyeluruh dari obat dalam rongga peritoneal.
(2) Tempat pemasangan kateter, harus diobservasi terhadap adanya infeksi, demikian juga dengan tempat port tertanam yang digunakan untuk memberikan preparat ini.
Pasca operasi apabila terjadi:
(1) Nyeri
Tindakan keperawatan yang di lakukan antara lain:
a. Massase
b. Distraksi
c. Relaksasi
d. Kompres
e. Imaginasi.
(2) Infeksi
Tindakan keperawatan yang di lakukan antara lain:
a. Ganti balut, perawatan luka, biar tidak terjadi infeksi.
(Brunner & Suddarth, 2001 : 1570)
J. FOKUS PENGKAJIAN
Yang perlu dikaji pada klien kanker ovarium adalah :
1. Biodata
Identitas klien di ambil dari klien sendiri atau keluarga klien ataupun dari status klien.
2. Riwayat kesehatan
Meliputi keluhan klien saat pengkajian bagaimana? (nyeri, mual muntah, infeksi, gangguan body image), Riwayat penyakit klien dahulu bagaimana? (Adakah penyakit yang berhubungan dengan kelainan kandungan, kanker ovarium, kista ovarium dan yang ada hubungannya dengan kanker ovarium),Riwayat penyakit pengkajian keluarga bagaimana? (Adakah yang menderita myoma uteri,tumor uteri,kanker payudara dan penyakit keturunan lainnya).
3. Status Obstetrikus
Meliputi menarche klien saat pertama kali berusia berapa tahun, lamanya haid berapa hari, siklus haid teratur apa tidak, riwayat persalinan bagaimana (G0 P0 O0).
4. Pemeriksaan Fisik
Metode yang digunakan secara head to toe meliputi keadaan klien, kesadaran klien, tanda-tanda vital, pemeriksaan kepala : meliputi rambut (bagaimana keadaan rambutnya: rontok, beruban, menipis), pemeriksaan genetalia (bagaimana kebersihannya, ada baunya apa tidak, ada perdarahan tidak). (R.Sjamsuhidayat, 2004:729)
K. FOKUS INTERVENSI
1. Nyeri berhubungan dengan pembesaran massa kanker pada daerah sekitar.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam nyeri dapat berkurang.
Kriteria Hasil :
a) Klien tampak rileks.
b) Klien mampu mendemonstrasikan dalam mengontrol nyeri.
Intervensi :
a) Kaji lokasi, dan frekuensi nyeri.
b) Kaji intensitas kulit.
c) Kaji efek nyeri pada klien.
d) Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi untuk mengontrol nyeri.
e) Libatkan keluarga dalam proses perawatan
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Anoreksia atau nafsu makan menurun.
Tujuan : Agar kebutuhan nutrisi terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
Kriteria hasil :
a) Tidak terjadi anoreksia dan malaise
b) Menunjukkan penambahan berat badan
Intervensi :
a) Kaji pola makan klien
b) Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama
c) Jelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat
d) Berikan porsi makan sedikit tapi sering
e) Sajikan makanan selagi hangat
f) Berikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya nutrisi
3. Resiko infeksi berhubungan dengan diskontinuitas jaringan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam infeksi dapat berkurang atau diminimalkan.
Kriteria Hasil :
a) Tidak terjadi tanda - tanda infeksi (Rubor, dolor, tumor, kalor, dan fungsiolesia)
Intervensi :
a) Kaji tanda - tanda infeksi.
b) Kaji lokasi dan penyebab infeksi.
c) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan klien.
d) Pertahankan teknik aseptik dalam penggantian balutan.
e) Pantau tanda - tanda vital.
4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan keletihan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam klien dengan gangguan mobilitas fisiknya dapat teratasi.
Kriteria Hasil :
a) Klien mampu berjalan ke toilet.
b) Klien mampu memenuhi kebutuhan ADL-nya secara mandiri.
Intervensi :
a) Bantu pemenuhan kebutuhan ADL klien.
b) Berikan lingkungan yang tenang.
c) Dorong individu untuk beraktivitas.
d) Ajarkan aktivitas yang dapat dilakukan secara bertahap.
e) Libatkan keluarga dalam membantu aktivitas klien.
5. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan dalam penampilan (rambut rontok).
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam klien dapat memperbaiki persepsi body imagenya.
Kriteria Hasil :
a) Klien tidak malu lagi.
b) Klien mampu beradaptasi.
c) Klien menerima kondisi tubuhnya dengan apa adanya
Intervensi :
a) Kaji perasaan klien tentang body imagenya.
b) Berikan dorongan keikutsertaan kontinyu dalam aktivitas dan pembuatan keputusan.
c) Berikan solusi untuk mengatasi rambut rontok dengan menggunakan rambut palsu.
d) Beritahu kepada klien supaya lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
e) Libatkan keluarga untuk mendukung klien.
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang kemoterapi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan selama 1x20 menit klien dapat mengetahui tentang kemoterapi.
Kriteria Hasil :
a) Kurang informasi tentang kemoterapi dapat teratasi.
b) Klien mengatakan sudah mengerti tentang kemoterapi.
Intervensi :
a) Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga sesuai permasalahan yang dihadapi oleh klien dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti dan penggunaan media yang tepat.
(Marilyn E. Doengoes, 2001)
RESUME KEPERAWATAN
Dalam bab resume keperawatan ini, penulis akan menyajikan tantangan Asuhan Keperawatan Ny. S dengan kanker ovarium di ruang B3 Ginekologi RSUP. Dr. Kariadi Semarang melalui pendekatan proses pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Sumber data, baik data objektif maupun subyektif, diperoleh melalui pengkajian hari kamis tanggal 16 Oktober 2008 secara autoanamnesa selain itu untuk mengetahui perkembangan klien, penulis mempelajari buku status klien dan bekerjasama dengan perawat ruangan.
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
21 |
Adapun penanggung jawab klien adalah suaminya Tn. S, umur 46 tahun, jenis kelamin laki-laki, alamat Kramat Sari Pekalongan, pekerjaan swasta.
2. Riwayat Keperawatan
Keluhan utama klien adalah mual muntah, klein mengatakan perutnya mual dan pengen muntah saat makan dan minum dan muntahnya berbentuk cair, sebanyak 100 cc, dalam 6 jam muntah sebanyak 2 kali, makanan yang di sediakan rumah sakit tidak pernah habis (habis setengah porsi) .
Riwayat Kesehatan Sekarang : klien sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakityaitu tepatnya tanggal 20 September 2008, klien masuk ke RSUP. Dr. Kariadi dan mendapatkan teraphy cyscofosfamid cisplatin I, dan klien sekarang untuk meneruskan teraphy selanjutnya.
Riwayat Kesehatan Dahulu : klien sudah pernah menderita penyakit seperti ini dan sudah dilakukan operasi pada hari senin tanggal 20 juli 2007.
Riwayat Kesehatan Keluarga : kleuarga klien tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien juga tidak mempunyai penyakit keturunan seperti DM (tidak ada), TB (tidak ada), Hipertensi (tidak ada) dan lainnya.
Riwayat Obstetric : klien menarche kurang lebih pada umur 15 tahun, kurang lebih 6 bulan sebelum dioperasi klien mengalami menstruasi dengan siklus tidak teratur.
3. ADL (Activity Daily Living)
Pola Persepsi Kesehatan Klien : klien cukup memperhatikan kesehatan, apabila klien merasa sakit segera memerikasakan diri ke puskesmas atau balai pengobatan terdekat atau hanya membeli obat di warung terdekat.
Pola Nutrisi dan Cairan : pola makan klien sebelum di rumah sakit klien makan 3x sehari dengan menu : nasi. Lauk, sayur dengan porsi habis kadang ditambah buah dan klien minum air putih 7-8 gelas. BB klien 45 kg. Sedangkan di Rumah Sakit klien makan 3x sehari habis ½ porsi dan klien minum 5-6 gelas perhari dan BB klien turun 1 kg menjadi 44 kg.
Pola Eliminasi : klien tidak mengalami gangguan dalam BAK dan BAB. Sebelum di Rumah Sakit klien BAK 4x sehari dan BAB 1x sehari. Sedangkan selama di Rumah Sakit klien BAK 3x sehari dan BAB 2 hari sekali.
Pola Istirahat dan Tidur : sebelum di Rumah Sakit klien tidur siang 2-3 jam sehari dan tidur malam 6-7 jam. Sedangkan di RUmah Sakit tidur klien merasa terganggu karena ruangan yang bising dan klien lebih sering terbangun di malam hari karena merasa gerah.
Pola Aktifitas dan Latihan : klien sebelum di Rumah Sakit klien mampu melakukan pekerjaan rumah tangga secara mandiri. Sedangkan selama di Rumah Sakit klien melakukan aktifitas dibantu keluarga untuk melakukan aktifitas seperti : makan, mandi masih dibantu keluarga, karena klien merasa lemah.
Personal Hygiene :Selama di Rumah Sakit untuk keperluan personal hygiene seperti: mandi, gosok gigi, kramas tidak mengalami ganggua, walaupun terkadang masih dibantu oleh keluarga.
Psikososial : sebelum dan selama di Rumah Sakit klien mempunyai adaptasi yang baik, hubungan klien dengan masyarakat baik, terbukti dengan banyaknya pengunjung yang menjenguk selama di Rumah Sakit.
Oksigenasi : sebelum dan selama di Rumah Sakit klien tidak pernah mengalami gangguan pernafasan.
Seksual : sebelum di Rumah Sakit klien mengatakan hubungan seksualnya normal. Selama di Rumah Sakit klien mengatakan hubungan seksualnya terganggu karena ada pengobatan.
Spiritual : klien beragama Islam, sebelum dan selama di Rumah Sakit klien tetap menjalankan ibadah sholat seperti biasa. Klien percaya akan sembuh apabila selalu berdoa.
Persepsi dan Kogniti : Klien mengatakan belum tahu tentang pengobatan kemoterapi yang dijalaninya baik dari pengertian kemoterapi sampai dampak dari kemoterapi, sehingga klien selalu bertanya pada perawat agar klien mengerti tentang kemoterapi.
Pola Mekanisme Terhadap Stress : sebelum sakit klien apabila ada masalah klien bercerita dan mendiskusikannya dengan keluarga, selama di rumah sakit klien menanyakan masalah terkait penyakitnya dan pengobatannya kepada dokter atau perawat untuk memecahkan masalahnya.
4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : lemah; kesadaran : composmentis; Tanda-tanda vital : TD : 120/70 mmHg; N : 88x/menit, S ; 36,5o C, RR ; 20x/menit.
Fokus Pemeriksaan : Kepala : mesochepal, kulit kepala bersih, rambut tipis, rambut rontok dan sedikit beruban. Mata : ditemukan konjungtiva palpebua anemis. Telinga : tidak ada serumen, pendengaran baik. Hidung : simetris tidak ada polip, penciuman baik, epistaxis juga tidak ada. Mulut : bibir tidak sianosis, mukosa bibir kering, gigi lengkap. Leher : ada pembesaran kelenjar tiroid. Payudara : tidak ada benjolan.
Dada : Inspeksi : simetris, dinamis. Palpasi : iktus cordis tidak teraba. Perkusi : pernafasan sonor. Auskultasi : suara nafas vesikuler.
Abdomen : Inspeksi : datar simetris. Auskultasi : bunyi peristaltik usus 18x permenit. Perkusi : thympani. Palpasi : supel, nyeri tekan tidak ada.
Genetalia : bersih tidak ada kelainan, rektum bersih. Anus : tidak ada hemoroid, tidak ada lesi. Ekstremitas atas tidak ada, ekstremitas bawah tidak ada oedem, pergerakan tidak terganggu.
5. Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pada tanggal 16 Oktober 2008, jam 12.43 WIB
"HEMATOLOGI" | | | |
Hemoglobin | 10,50 gr% | 12.00 - 15.00 | ^ |
Hematokrit | 32.1 % | 35.00 - 47.0 | ^ |
Erytrosit | 3,95 jt/mmk | 3.90 - 5.60 | N |
Lekosit | 5,50 rb/mmk | 4.00 – 11.00 | N |
Trombosit | 3,80 rb/mmk | 150.0 - 400,0 | N |
"KIMIA KLINIK" | | | |
Glukosa sewaktu | 108 mg/dl | 80 - 110 | |
Ureum | 19 mg/dl | 15 -39 | |
Creatinin | 0,64 mg/dl | 0,60 -1,30 | |
"URINE RUTIN" | | | |
Triple fosfat | NEG | | |
Bakteri | t/Pos | | |
6. Therapy
Dilakukan pada tanggal 16 Oktober 2008
a. Vit BC/C/SF 2x1
b. Vit A 1x 5000w
c. Pengawasan KU PUU
d. Rencana cyscofosfamid cisplatin I
e. Mecodorpnam 3x1 tab
7. Diit
Klien diit TKTP (tinggi kalori tinggi protein) seperti nasi, bubur.
B. ANALISA DATA
No | DATA FOKUS | MASALAH | PENYEBAB |
1. | DS : - Klien mengatakan perutnya mual dan | Gangguan | Mual Muntah |
| Dan muntah | nutrisi kurang | |
| DO : - Klien habis 1/2 porsi menu | dari | |
| yang di sediakan rumah sakit. | kebutuhan | |
| - BB klien turun 1 kg dari 45 | | |
| kg menjadi 44 kg sejak 2 hari a | | |
| yang lalu dengan tinggi | | |
| badan 155 cm. | | |
2. | DS : - Klien mengatakan badannya | Intoleransi | Kelemahan fisik |
| lemah | Aktivitas | |
| - Klien mengatakan cepat lelah | | |
| saat beraktivitas | | |
| DO : - Klien tampak pucat | | |
| - Hb. 10 - 54 gr l (L) | | |
3. | DS : - Klien mengatakan belum | Kurang | Kurang informasi |
| mengetahui tentang kemoterapi | pengetahuan | Tentang kemoterapi |
| - Klien bertanya apa penyebab rambutnya rontok DO : - Rambut rontok - Rambut menjadi tipis | | |
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang kemoterapi.
D. RENCANA KEPERAWATAN, IMPLEMENTASI, EVALUASI
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Anoreksia atau nafsu makan menurun.
Tujuan : Agar kebutuhan nutrisi terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam.
Kriteria hasil : Tidak mual muntah lagi, menunjukkan penambahan berat badan
Intervensi : Kaji pola makan klien, timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama, jelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat , berikan porsi makan sedikit tapi sering, sajikan makanan selagi hangat.
Implementasi | : | Tanggal 16 Oktober 2008 |
08.30 | : | Mengkaji pola makan klien |
Respon | : | DS : Klien mengatakan nafsu makan meningkat |
| | DO: Klien makan nasi, lauk daging, telur |
08.45 | : | Menimbang berat badan klien |
Respon | : | DO: Berat badan klien 44 kg |
09.00 | : | Menjelaskan pentingnya intake adekuat _yang |
Respon | : | DS : Klien mengatakan mengerti tentang |
| | pentingnya intake nutrisi |
| | DO : Klien memperhatikan dan mendengarkan |
09.10 | : | Memberikan porsi makanan sedikit tapi sering |
Respon | : | DS : Klien mengatakan nafsu makan |
| | meningkat |
09.30 | : | Menyajikan makanan selagi hangat |
Respon | : | DS : Klien mengatakan nafsu makan |
| | meningkat |
| | DO : Klien mau menghabiskan porsi makanan |
Evaluasi :
Tanggal 16 Oktober 2008 jam 13.00 WIB
S : Klien mengatakan tidak mual mutah lagi saat makan.
O : Klien menghabiskan 1 porsi makanan yang telah disediakan dari rumah sakit
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan rencana tindakan
2. Intoleransi aktifitas berhubungan denga kelemahan fisik
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam klien mengatakan dapat mentoleransi aktifitasnya.
Kriteria Hasil : Klien mampu memenuhi ADL nya dengan mandiri, klien tidak pucat lagi, klien terlihat segar.
Intervensi : Monitor vital sign klien, kaji aktifitas sampai yang dapat ditoleransi, latih aktifitas secara bertahap.
Implementasi | : | Tanggal 17 Oktober 2008 |
09.00 | : | Melakukan TTV pada klien |
Respon | : | DS: Klien mengatakan badannya lemah |
| | DO: TD 120/80 mmHg |
| | S : 36,2 °c |
| | N : 82 x /mnt |
| | RR: 20 x /mnt |
10.30 | : | Menyiapkan obat |
Respon | : | DO : Vit BC/C/SF 2 x 1 |
| | Vit A l x 5000 w |
| | Mecodorpnam 3 x 1 tab |
12.00 | | Mengkaji tingkat aktivitas klien |
Respon | : | DS: Klien mengkaji masih bermalas-malasan |
| | (bedrest) |
13.00 | : | Memonitor TTV |
Respon | : | DS : Klien mengatakan kalau melakukan |
| | aktivitas tubuhnya cepat lelah. |
| | DO: TV : 110/80 mmHg S : 36,8o C N : 80 x/mnt RR : 18 x/mnt |
Evaluasi
Tanggal 17 Oktober 2008 jam 13.00 WIB
S : Klien mengatakan tubuhnya sudah tidak lemah lagi
O : Klien terlihat tidak pucat lagi
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan rencana tindakan
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang kemoterapi.
Tujuan : Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x45 menit klien mengatakan dapat mengetahui tentang kemoterapi.
Kriteria Hasil : kurang informasi tentang kemoterapi teratasi, klien sudah mengerti tentang kemoterapi.
Intervensi : kaji latar belakang klien, kaji pendidikan klien lakukan pendidikan kesehatan tentang kemoterapi, tujuan efek samping kemoterapi, prinsip kerja kemoterapi, libatkan keluarga dalam memberikan pendidikan kesehatan.
Implementasi : Tanggal 18 Oktober 2008 jam 11.00 WIB
1. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian, tujuan, efek samping, prinsip kerja tentang kemoterapi.
2. Penyaji mencoba bertanya kepada klien dan keluarga tentang kemoterapi.
Respon :
a. Klien dan keluarga antusias dan memperhatikan.
b. Klien dapat menjawab pertanyaan penyaji.
Evaluasi :
Tanggal 18 Oktober 2008 jam 13.00 WIB
S : Klien dan keluarga mengatakan mengerti dan paham tentang kemoterapi
O : Klien dan keluarga menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pengaji, Klien dan keluarga tampak antusias
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan rencana tindakan
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan di bahas mengenai asuhan keperawatan yang di lakukan Ny S dengan kanker ovarium di ruang B3 Ginekologi RSUP Dr. kariadi semarang. Pengkajian yang penulis lakukan dengan metode autoanamnesa dan alloanamnesa serta dengan mempelajari buku status klien dan bekerja sama dengan perawat pada hari kamis tanggal 16 Oktober 2008, penulis menemukan data subjektif, klien mengatakan perutnya mual dan pengen muntah, nafsu makannya menurun, klien mengatakan badannya lemah dan cepat lelah saat beraktivitas, klien mengatakan belum mengatahui tentang Kemoterapi. Data objektif, klien habis ½ porsi menu yang disediakan Rumah Sakit, berat badan klien menurun 1 kg dari 45 kg menjadi 44 kg sejak dua hari yang lalu dengan tinggi badan 155 cm, pada kedua mata klien tampak melingkar hitam, klien tampak pucat dan lemah.
Masalah keperawatan yang penulis tegakkan pada kasus ini adalah :
1.
33 |
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh (Nanda, 2005).
Ditandai klien mengatakan nafsu makannya menurun, berat badan menurun 1 kg dari 45 kg menjadi 44 kg sejak dua hari yang lalu. Implementasi yang dilakukan adalah mengkaji pola makan klien, menimbang berat badan klien, menjelaskan intake nutrisi yang adekuat, memberikan porsi makanan sedikit tapi sering, menyajikan makanan selagi hangat, memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya kebutuhan nutrisi. Apabila masalah tersebut tidak teratasi, maka berat badan klien akan terus turun dan klien akan mengalami asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
Batasan karakteristik
a. Berat badan 20% atau lebih di bawah ideal
b. Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA (Recummen Ded Daily Allovance)
c. Membrane Mukosa dan konjungtiva pucat
d. Kelemahan otot yang digunakan untuk menekan / mengunyah.
e. Luka infliamasi pada rongga mulut
f. Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan
g. Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan
h. Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa
i. Perasaan ketidaknyamanan untuk mengunyah makanan
j. Miskunsepsi
k. Kehilangan berat badan dengan makanan cukup
l. Keengganan untuk makan karena pada abdomen tonus otot jelek
m. Nyeri abdominat dengan atau tanpa patologi
n. Kurang berminat terhadap makanan
o. Pembuluh kapiler mulai rapuh
p. Diare dan atau steatorrhea
q. Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)
r. Suara usus hiperaktif
s. Kurangnya informasi, mininformase.
Hasil evaluasi yang dicapai setelah 8 implementasi pada hari pertama, hari kamis, tanggal 16 Oktober 2008 klien mengatakan nafsu makan sudah bertambah, maka masalah teratasi sehingga klien mempertahankan rencana tindakan. (Nanda, 2006 : 143)
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Intoleransi aktivitas adalah ketidak cukupan energi secara fisiologis atau psikologis dalam penemuan aktivitas sehari-hari yang dibutuhkan atau diperlukan. (Nanda, 2005)
Ditandai klien mengatakan badannya lemah dan cepat lelah saat beraktivitas, klien tampak pucat dan Hemoglobin: 10.50 gram%. implementasi yang dilakukan adalah : Observasi TTV pada klien, mengkaji tingkat aktivitas klien, membatasi aktivitas klien. Apabila masalah tersebut tidak teratasi, maka klien akan mengalami kelemahan fisik yang menyeluruh.
Batasan karakteristik :
a. Laporan verbal : kelelahan dan kelemahan
b. Respon terhadap aktivitas menunjukkan nadi dan tekanan darah abnormal
c. Perubahan EKG menunjukkan aritmia atau disritmia.
d. Dispna dan ketidaknyamanan yang sangat
Hasil evaluasi setelah dilakukan pada hari jumat tanggal 17 Oktober 2008 klien mengatakan tubuhnya sudah tidak lemah lagi, klien terlihat tidak pucat lagi. Maka masalah teratasi sehingga klien mempertahankan rencana tindakan. (Nanda, 2005 : 1)
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang Kemoterapi.
Kurang pengetahuan adalah : Suatu keadaan dimana seseorang individu atau kelompok mengalami defisiensi pengetahuan kognitif atau keterampilan-keterampilan psikomotor berkenaan dengan kondisi atau rencana pengobatan. (Lynda Juall Carpenito, 2005: 223)
Ditandai klien mengatakan belum mengetahui tentang Kemoterapi. Klien bertanya apa penyebab rambutnya rontok. Implementasi yang dilakukan adalah : menjelaskan tujuan pendidikan kesehatan, menjelaskan pengertian Kemoterapi, menjelaskan tujuan efek samping kemoterapi, menjelaskan tentang prinsip kerja Kemoterapi, melibatkan keluarga untuk mengikuti pendidikan kesehatan. Apabila masalah tersebut tidak teratasi, maka klien tidak akan tahu tentang pengobatan Kemoterapi yang di jalaninya.
Batasan karakteristik :
a. Mengungkapkan kurang pengetahuan, atau keterampilan-keterampilan/ permintaan informal
b. Mengekspresikan suatu ketidak akuratan persepsi status kesehatan
c. Melakukan dengan tidak berat perilaku kesehatan yang dianjurkan atau diinginkan
Hasil evaluasi yang dicapai setelah dilakukan implementasi hari ke tiga, 18 Oktober 2008, klien mengatakan sudah tahu tentang pengobatan kemoterapi yang di jalaninya, masalah teratasi, maka perlu menghentikan rencana tindakan. (Lynda Jual Carpenito, 2005 : 223)
Masalah keperawatan yang ada dalam teori tetapi tidak muncul dalam pengelolaan klien sebagai berikut :
1. Nyeri yang berhubungan dengan penekanan massa kanker pada daerah sekitar
Nyeri adalah sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara actual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan. (Lynda Juall Carpenito, 2005)
Pada diagnosa keperawatan nyeri berhubungan dengan penekanan massa kanker pada daerah sekitar tidak diangkat, karena dalam pengkajian tidak ditemukan data-data seperti klien melaporkan nyeri, gerakan untuk melindungi, menunjukkan kerusakan. Sehingga diagnosa keperawatan nyeri berhubungan dengan penekanan massa kanker pada daerah sekitar tidak bisa dimunculkan. (Nanda, 2005)
2. Resiko infeksi berhubungan dengan diskontinuitas jaringan.
Resiko infeksi adalah peningkatan resiko untuk terinvasi oleh organisme pathogen (Nanda, 2005: 121).
Pada diagnosa keperawatan resiko infeksi berhubungan dengan diskontinuitas jaringan imun menurun tidak diangkat, karena pengkajian tidak ditemukan data-data seperti prosedur invasif, trauma, ruptur membran amniotik, imunosupresi, imunitas didapat tidak adekuat. Sehingga didiagnosa keperawatan resiko infeksi berhubungan dengan diskontinuitas jaringan imun menurun tidak bisa dimunculkan (Nanda, 2005, 121).
3. Perubahan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan fungsi dan peran.
Gangguan citra tubuh adalah kebingungan diri dalam cara memandang dan menerima gambaran tubuh (Nanda, 2005: 18).
Diagnosa ditegakkan apabila ada data : verbal : perasaan mengenai perubahan dalam penampilan, struktur dan fungsi, persepsi mengenai perubahan dalam penampilan struktur dan fungsi (Nanda, 2005: 18).
Pada diagnosa keperawatan perubahan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan (rambut rontok) tidak diangkat, karena dalam pengkajian ditemukan dua data tentang efek kemoterapi yaitu mual muntah dan rambut rontok. Jadi yang diangkat Cuma satu saja yaitu mual muntah (gangguan nutrisi) sebagai prioritas masalah dan yang rambut rontok (perubahan citra tubuh) tidak diangkat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. a. Kanker Ovarium adalah suatu tumor ganas yang berada diovarium yang tidak ada gejalanya dan telah mencapai tahap lanjut ketika di diagnosa, dan biasanya sering ditemukan pada wanita berusi 50 – 70 tahun.
b. Fokus pengkajian yang dilakukan pada klien kanker ovarium meliputi : biodata, riwayat kesehatan, status obstetrikus, pemeriksaan fisik.
2. Masalah yang muncul selama memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan kanker ovarium adalah :
a. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia/ nafsu makan menurun
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakitnya.
3. Dalam melakukan tindakan keperawatan pada Ny. S. penulis tidak mengalami kesulitan karena Ny. S. dan keluarga kooperatif.
4. Karena keterbatasan waktu yang hanya 3 hari penulis melakukan tindakan keperawatan dalam evaluasi tidak ada masalah.
39 |
B. Saran
- Bagi instansi (Rumah Sakit)
Dengan adanya keterbatasan peralatan di rumah sakit, maka perawat harus memodifikasi peralatan tanpa meninggalkan teknik sterilisasi.
- Bagi pelaksana pelayanan di Rumah Sakit
Perawat dan tim media lainnya harus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan sesuai perkembangan zaman sesuai dengan peralatan yang modern untuk meningkatkan pelayanan di rumah sakit, perawat harus memberikan pelayanan yang baik bagi klien, agar apabila klien terjadi mual muntah lagi setelah kemoterapi selanjutnya, perawat harus bisa meminimalkan mual muntah tersebut dengan cara : berikan porsi makan sedikit tapi sering, sajikan makanan selagi hangat.
- Bagi institusi pendidikan
Bisa menambah referensi tentang asuhan keperawatan kanker ovarium
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Volume 2. EGC: Jakarta
Doengoes, Marilyn E, 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. EGC: Jakarta
Nanda, 2001-2002. Diagnosa Keperawatan Nanda, Prima Medika: Jakarta
Nanda, 2005-2006. Diagnosa Keperawatan Nanda, Prima Medika: Jakarta
Price, Sylvia A, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Buku 2 Edisi 4, EGC: Jakarta
Wiknjosastro, 2002. Ilmu Kebidanan Edisi 2. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 1999, Ilmu Kandungan Edisi 2: Jakarta
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. EGC : Jakarta
R. Sjamsoehidayat, 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2, EGC : Jakarta
Dr. Faisal Yatim, 2005. Penyakit Kandungan. Pustaka Populer Obor: Jakarta
0 comments :
Post a Comment